SIGI, Sararamedia.id - Pernyataan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Sigi, Anwar, dalam sebuah forum resmi memicu kontroversi dan kecaman dari kalangan wartawan. Dalam kegiatan verifikasi Kabupaten Layak Anak yang digelar di Aula Kantor Bupati Sigi, Senin (2/6/2025) siang, Anwar diduga melontarkan ucapan yang merendahkan profesi jurnalis.
Insiden bermula saat sesi foto bersama dengan sejumlah pejabat Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Ketika proses dokumentasi berlangsung, fotografer dari Humas Pemkab Sigi belum berada di lokasi, sehingga pengambilan gambar dilakukan oleh dua wartawan yang hadir. Beberapa saat kemudian, saat fotografer Humas tiba, Anwar menyatakan, “Ini baru asli, yang tadi semua itu abal-abal,” merujuk pada hasil dokumentasi yang sebelumnya diambil oleh wartawan.
Ucapan tersebut langsung memicu reaksi dari insan pers yang hadir. Salah satunya, Mohamad Salam, kontributor kantor berita Antara di Sigi, mengungkapkan kekecewaannya atas pernyataan tersebut.
``Seharusnya seorang kepala OPD mampu bersikap lebih bijak dan menghargai kerja jurnalistik, apalagi kami tengah menjalankan tugas di forum resmi. Ucapan seperti itu tidak pantas diucapkan oleh pejabat publik,`` tegas Salam.
Senada, Fery, wartawan dari Koran Sulteng Raya, turut menyampaikan keberatannya. Ia menilai ucapan Anwar bukan hanya meremehkan profesi wartawan, tetapi juga menciderai kemitraan antara media dan pemerintah.
``Kami tidak sekedar mengambil gambar, tetapi turut mendokumentasikan dan menyampaikan informasi kepada publik. Jika kerja kami disebut abal-abal, itu artinya merendahkan integritas profesi kami,`` tandas Fery.
Para jurnalis yang hadir menegaskan pentingnya sikap saling menghormati antara pejabat pemerintah dan insan pers. Media memiliki peran strategis dalam menyampaikan informasi yang membangun masyarakat. Oleh karena itu, hubungan yang profesional dan saling menghargai harus terus dijaga.
Hingga berita ini diturunkan, awak media di Sigi menunggu klarifikasi resmi atas pernyataannya kadis yang dinilai melecehkan profesi wartawan. (***)